Bluetooth Data Loggers Membantu Pemantauan Monitoring Museum

Museum Seni Idemitsu dibuka pada tahun 1966 sebagai ruang pameran untuk Koleksi Idemitsu dan terletak di lantai 9 di Gedung Teater Imperial, menghadap ke Taman Imperial di Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo. Pameran khusus diadakan enam hingga tujuh kali setahun, dengan pameran bertemakan karya-karya pilihan lukisan dan kaligrafi Jepang Idemitsu, dan keramik Asia Timur. Fitur unik dari museum termasuk Ruang Sherd, yang menampilkan potongan-potongan tembikar yang dikumpulkan dari kiln di Asia dan Mesir.

Untuk memastikan aset berharga ini dilestarikan bagi pengunjung saat ini dan dapat dinikmati saat masa depan, museum ini menerapkan kewaspadaan tinggi dalam mempertahankan iklim interior yang memadai yang aman untuk menyimpan berbagai karya seni. Suhu dan kelembaban relatif (RH) harus dikelola dengan baik karena suhu dan kelembaban berlebihan berpotensi membahayakan artefak sehingga dapat menimbulkan kerusakan. RH tinggi dapat memicu pembentukan cetakan dan menyebabkan bahan-bahan tertentu melengkung dan menimbulkan korosi, sementara suhu yang lebih hangat dapat menyebabkan kerusakan panas.

"Lingkungan di dalam museum dapat dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan luar, yang berubah seiring dengan musim," menurut perwakilan Museum Seni Idemitsu. “Karena alasan ini, penting bagi kita untuk memantau lingkungan secara terus-menerus agar tetap konstan. Data ini sangat membantu untuk mengendalikan sistem pendingin udara dalam menanggapi perubahan lingkungan yang halus. ”

Tantangan
Museum ini menyimpan berbagai karya seni yang terdiri dari kertas - seperti lukisan dan dokumen antik - membuat mereka sangat rentan terhadap perubahan iklim. Secara khusus, museum ini memiliki beberapa lukisan gaya Jepang yang perlu dilindungi dari suhu dan kelembaban yang ekstrem. Perhatian khusus juga harus dilakukan agar kesenian kayu dan logam museum tidak terkena kelembaban tinggi, sehingga mencegah kerusakan dan korosi.

Untuk menyimpan karya seni, museum memiliki gudang yang terletak jauh dari fasilitas pameran dan harus dijaga pada kondisi lingkungan yang optimal. Tantangan muncul ketika karya seni harus dipindahkan antara gudang dan fasilitas pameran, karena suhu dan RH perlu dikontrol secara ketat selama transit.

Dalam memantau iklim interior museum, museum ini secara tradisional menggunakan peralatan analog seperti hygrograph. Kemudian, mulai 10 tahun yang lalu, museum beralih ke data logger portabel untuk mencapai pengukuran yang lebih akurat dan untuk mengelola file data dengan lebih baik. Namun, dalam menyebarkan data logger, kurator museum masih dihadapkan dengan tantangan yang terkait dengan pengambilan suhu dan kelembaban.

“Dengan pencatat data pertama, koneksi kabel diperlukan untuk menyiapkan dan membaca data, mengharuskan kami untuk membuka kasus tampilan setiap kali data diambil,” menurut perwakilan. “Dengan demikian, lingkungan di dalam kasus dapat berubah, yang merupakan sesuatu yang ingin kami hindari. Juga, mengumpulkan bacaan adalah pekerjaan yang melelahkan dan memakan waktu.”
Selain itu, mengunduh data dari pencatat yang ditempatkan di ruang pameran teh Jepang museum menimbulkan ketidaknyamanan yang unik. Karena alarm akan berbunyi jika ada orang yang melewati penghalang tertentu yang mengarah ke ruangan, alarm harus dinonaktifkan setiap kali data diturunkan.

Solusi
Untuk memungkinkan akses data yang lebih mulus dan efisiensi yang lebih besar dalam mengunggah dan mengelola data, museum dipasangkan alat data logger HOBO MX1101 dengan teknologi Bluetooth Low Energy (BLE), menyebarkan 20 data logger di seluruh galeri, ruang teh Jepang dan etalase, serta 15 data logger di gudang museum. Dengan BLE, data lingkungan dapat dengan cepat ditransmisikan secara nirkabel dari data logger ke perangkat seluler tanpa perlu menghubungkan kabel, log on ke internet, atau menginstal perangkat lunak komputer.

Data Logger telah memberikan banyak manfaat bagi museum dalam hal kemudahan dan efisiensi pemantauan atau monitoring sehingga sangat menghemat waktu dalam pengumpulan data secara manual. Desain MX1101 yang ringkas dan ringan juga terbukti sangat berguna untuk memantau suhu dan kelembaban.

Yang terpenting, data logger MX1101 memungkinkan staf museum untuk mengakses data dari penebang tanpa harus membuka kasus tampilan, menghindari gangguan potensial terhadap lingkungan di dalam kasus. "Biasanya kami menyiapkan dan membaca data dari logger yang digunakan membutuhkan waktu satu jam, tetapi sekarang kita bisa menyelesaikan pekerjaan ini dalam 15 menit," kata perwakilan. Dan, karena data dapat diakses dari jarak hingga 100 kaki, staf museum sekarang dapat mengunggah data dari ruang teh Jepang tanpa memasuki ruang yang sebenarnya.




Produk Terkait dengan artikel Bluetooth Data Loggers Membantu Pemantauan Monitoring Museum

Replacement sensor/cable for the ZW-005 and ZW-007 - CABLE-TEMP/RH
Replacement sensor/cable for the ZW-005 and ZW-007 - CABLE-TEMP/RH
Temperature/Relative Humidity/Light/External Data Logger - HOBO - U12-012
Temperature/Relative Humidity/Light/External Data Logger - HOBO - U12-012
Two External Temperature Sensors Data Logger - HOBO - MX2303
Two External Temperature Sensors Data Logger - HOBO - MX2303
U30 USB Weather Station Data Logger Part - HOBO - U30-NRC
U30 USB Weather Station Data Logger Part - HOBO - U30-NRC