Pentingnya Pemantauan Kondisi Tanah Bagi Pertumbuhan Tanaman

Tanah sering digunakan sebagai media alami untuk pertumbuhan & perkembangan tanaman. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor kegagalan produksi tanaman petani. Salah satu faktornya adalah keseimbangan alam pada tanah yang labil atau tidak subur sehingga menghambat pertumbuhan tanaman dan perkembangan akar tanaman.

Sensor tanah banyak digunakan di rumah kaca pertanian, budidaya bunga, padang rumput, dan lainnya. Sensor tanah memantau kondisi-kondisi tanah seperti suhu tanah, kelembaban, ph, konduktivitas tanah (EC) dan sebagainya secara real-time.

Suhu tanah adalah sebuah ukuran yang mengukur seberapa panas atau dinginnya tanah. Perpindahan panas di dalam dan permukaan tanah adalah penyebab utama dari variasi suhu tanah. Sumber utama suhu tanah adalah radiasi matahari. Suhu tanah dapat diukur dengan data logger suhu tanah. Suhu tanah bervariasi secara musiman dan harian yang mungkin diakibatkan oleh perubahan energi pancaran dan perubahan energi yang terjadi melalui permukaan tanah.

Kelembaban tanah adalah ukuran jumlah air di lapisan tanah yang aktif, biasanya 1-2 m atau bagian permukaan tanah. Bagian ini sangat penting bagi tanah karena merupakan sumber masuknya air untuk pertanian dan vegetasi alami. Kelembaban tanah dekat permukaan juga mengontrol pembagian energi yang tersedia di permukaan menjadi pertukaran panas sensibel dan laten dengan atmosfer, sehingga menghubungkan keseimbangan air dan energi melalui keadaan kelembaban dan suhu tanah.

Kelembaban tanah adalah sumber air yang menguap dan mengalir dari tanah dan tumbuh-tumbuhan ke atmosfer, sehingga mempengaruhi distribusi awan dan curah hujan. Suhu permukaan dikendalikan oleh kelembaban tanah, karena permukaan yang lebih basah akan lebih dingin, dengan lebih banyak energi yang tersedia masuk ke evapotranspirasi (penguapan dan transpirasi) daripada memanaskan permukaan.

Kelembaban tanah juga mempengaruhi limpasan, menentukan berapa banyak curah hujan atau pencairan salju segera masuk ke sungai dan sungai, atau dalam kasus yang ekstrim menjadi banjir. Defisit kelembaban tanah sering dikaitkan dengan kekeringan, dan interaksi kelembaban tanah dengan atmosfer mungkin penting dalam mempertahankan kekeringan.

Kelembaban tanah, bersama dengan tutupan salju, juga merupakan komponen terpenting dari memori meteorologi untuk sistem iklim di atas tanah. Dengan demikian, keadaan kelembaban tanah merupakan prediktor penting dari variasi iklim bulanan hingga musiman.
PH tanah adalah ukuran keasaman atau kebasaan tanah. Nilai pH sebenarnya adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen. Karena konsentrasi ion hidrogen bervariasi pada rentang yang luas, skala logaritmik (pH) digunakan.

Ph adalah keasaman atau kebasaan bahan yang diukur pada skala antara 0 hingga 14. Nilai Ph yang lebih kecil dari 7 dianggap asam dan lebih besar dari 7 dianggap basa. Jika skala pH 7 maka bahan tersebut netral. Kondisi tanah yang paling ideal untuk pertumbuhan & perkembangan tanaman adalah tanah netral.

Konduktivitas listrik tanah (EC) adalah ukuran jumlah garam dalam tanah (salinitas tanah). Konduktivitas ini merupakan indikator penting dari kesehatan tanah karena mempengaruhi hasil panen, kesesuaian tanaman, ketersediaan nutrisi tanaman, dan aktivitas mikroorganisme tanah yang mempengaruhi proses tanah utama termasuk emisi gas rumah kaca seperti nitrogen oksida, metana, dan karbon dioksida. Kelebihan garam menghambat pertumbuhan tanaman dengan mempengaruhi keseimbangan tanah-air.

Tanah yang mengandung garam berlebih terjadi secara alami di iklim kering dan semi kering. Kadar garam dapat meningkat sebagai akibat dari penanaman, irigasi, dan pengelolaan lahan. Meskipun EC tidak memberikan pengukuran langsung ion spesifik atau senyawa garam, EC telah berkorelasi dengan konsentrasi nitrat, kalium, natrium, klorida, sulfat, dan amonia. Untuk tanah non-salin tertentu, menentukan EC dapat menjadi cara yang mudah dan ekonomis untuk memperkirakan jumlah nitrogen (N) yang tersedia untuk pertumbuhan tanaman.